Menurut
Darmadji dan Fakhruddin (2006:6-7) jenis-jenis saham diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Jenis saham dilihat dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim dibedakan
menjadi:
a. Saham biasa: saham yang menampatkan pemiliknya paling yunior terhadap
pembagian dividen, hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi.
b.
Saham preferen: saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi),
tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan
tetap.
2. Jenis saham dilihat dari segi cara peralihannya dibedakan menjadi:
a. Saham atas unjuk: pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya agar
mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum
siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam rapat umum pemegang
saham.
b. Saham atas nama: merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya,
dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3.
Jenis saham dilihat dari segi kinerja perdagangan dibedakan
menjadi:
a. Blue-Chip Stock: saham biasa dari suatu perusahaan
yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di
industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam
mebayar dividen.
b. Income Stock: saham dari suatu emitmen yang
memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari
rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti
ini biasanya mempu menciptakan pendapatan yang lebih
tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini
tidak suka menelan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan
harga saham.
c. Growth Stock: saham-saham dari emiten yang memilki
pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai leader di
industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu
terdapat juga growth stocks yaitu saham dari emiten
yang tidak sebagai leader dalam industri
namun memiliki
ciri growth stock. Umumnya saham ini
berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
d. Speculative Stock: saham suatu perusahaan yang tidak
bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum
pasti.
e.
Counter Cyclical Stock: saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi
makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga
saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan
dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam
memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten ini
biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan
masyarakat seperti rokok dan consumer
goods.
No comments:
Post a Comment